View
Artikel

Kenalan Dengan Konsep Toxic Positivity
Toxic positivity adalah gambaran berlebihan terhadap kebahgian, dan mengabaikan emosi negatif, padahal seseorang dapat mengalami masalah dan regulasi emosi, dan itu sangat wajar. Menurut Quintero&Long:2019 (dalam Konjongian m,g,r, dkk :2021) toxic positivity adalah berfokus pada hal positif & mengabaikan apapun yang memicu emosi negatif, seperti selalu bersyukur pada keadaan yang sedang tidak baik, dan membandingkan dengan masalah orang lain, seperti “ aku bukannya gimana-gimana, tapi masalah mu itu gak seberapa, masih berat masalah dia, tapi liat dia tuh, bisa tuh dia nglewatin itu tanpa ngeluh”, yang seharusnya ketika mendapat masalah, seseorang memberikan dukungannya bukan memberikan tanggapan seperti itu. Nah kira-kira kamu termasuk orang yang memakai konsep toxic positivity gak ya ? yuk kenali tanda-tandanya:
- Menyembunyikan perasaan yang sebenarnya dirasakan & terkesan menghindar atau membiarkan masalah
- Merasa bersalah ketika merasakan atau mengungkapkan emosi negatif
- Mencoba memberikan semangat namun dengan kata negatif
Gimana ya cara untuk menghindari konsep toxic positivity? Kalian bisa mencoba tips ini:
- Rasakan dan kelola emosi
- Coba berusaha untuk memahami bukan menghakimi
- Hindari membanding-bandingkan masalah
- Mengurangi penggunaan media sosial
Nah setelah membaca artikel ini semoga dapat menambah pengetahuan serta meningkatkan kesadaran dalam diri bahwa “ tidak apa-apa merasa tidak baik-baik saja, kamu boleh bersedih, menangis, dan mengeluh, dan bangkit kembali”
Referensi:
Pict by: Google
Konjongian, MGR,dkk. (2021). Psychopreneur Journal. Toxic Positivity: Sisi Lain dari Konsep untuk Selalu Positif dalam Segala Kondisi. 6(1).
Kembali